Satuan ATM, Bar, dan Meter, Apa Bedanya?

"Ini jam waterproof lho, bisa dibawa berenang sampai kedalaman 50 meter, lihat nih ada tulisannya 'WR 50M'". 

Benar nggak sih kode WR 50M bisa diinterpretasikan seperti itu? Well, ada satu toko jam online yang pernah memuat artikel tentang satuan ketahanan air sebuah jam. Dari sumber itu, aku tulis ulang jadi sebuah artikel bebas di CiriCara.com. Tiba-tiba aja hari ini mau posting ulang artikel yang aku tulis tahun lalu itu di sini. Hehe... 

Petunjuk Ketahanan Air pada Jam
Share:

Review Buku “The Blood of Olympus”: Akhir Petualangan Para Pahlawan Olympus


Tujuh blasteran akan menjawab panggilan
Karena badai atau api dunia akan terjungkal
Sumpah yang ditepati hingga tarikan napas penghabisan
Dan musuh panggul senjata menuju Pintu Ajal

Larik di atas merupakan bunyi ramalan yang dirapalkan pertama kali oleh Rachel Dare sesaat setelah ia dilantik menjadi Oracle yang baru, di penghujung buku The Last Olympian dalam seri Percy Jackson and The Olympians. Pada saat itu, Annabeth dan Percy hanya menganggapnya angin lalu, dan berpikir “ah siapa tahu ramalan itu baru akan terwujud puluhan tahun mendatang, saat kita sudah meninggal.” Ternyata, anggapan mereka salah.

Nyatanya, lagi-lagi mereka ambil bagian dalam ramalan besar tersebut. Dan di sinilah mereka, berdiri tegar bersama lima blasteran lain di atas kapal Argo II. Ketujuh demigod pemegang ramalan berusaha bertahan hidup dari serangan antek-antek Gaea yang menggempur mereka dari darat, laut, dan udara. Belum lagi persoalan pelik menyangkut konflik berkepanjangan antara Perkemahan Blasteran dan Perkemahan Jupiter yang membuat dewa-dewi mengalami krisis identitas.

Para raksasa telah bangkit, menyebar di sepenjuru dunia. Mereka mengumpulkan bala tentara—dewa-dewi yang terbuang dan para monster—yang rela menghancurkan demigod. Mereka memburu darah dua demigod, demi membangkitkan Gaea, sang Ibu Bumi. Di saat genting seperti itu, mereka bahkan tidak bisa mengharapkan bantuan yang datang dari dewa-dewi. Bagaimana bisa membantu para demigod, dewa-dewi saja kesulitan setengah mati menjaga pikiran mereka tetap waras.

Share:

Review Buku "Anna Dressed in Blood": Tentang Cinta Dua Dunia



“Jangan takut gelap, Cas. Jangan percaya saat mereka mengatakan bahwa semua yang ada dalam kegelapan juga terlihat di bawah cahaya. Itu tidak benar.” (hlm. 153)

Theseus Cassio Loowod, nama yang aneh untuk seorang remaja berusia 17 tahun. Bisa dibayangkan ia akan mengalami kesulitan mendapatkan tempat di lingkungan sosialnya. Tapi apa Cas peduli? Tidak, tuh. Layaknya remaja normal, Cas pergi ke sekolah, mengendarai mobil milik ibunya, berusaha memasuki lingkaran pertemanan anak-anak gaul untuk mendapatkan informasi yang ia butuhkan.

Tapi saat malam tiba, Cas menjelma menjadi sesosok pemuda tangguh bersenjatakan athame, pisau keramat yang bisa meleburkan hantu peninggalan ayahnya. Pisau itulah yang membuatnya berbeda. Ia merupakan generasi kesekian dalam keluarganya yang mewarisi anugerah sekaligus kutukan untuk memburu hantu yang mengancam manusia dan memusnahkannya. Namun, Cas juga memiliki misi pribadi: menemukan hantu yang membunuh ayahnya.

Cas hanya tinggal bersama ibunya yang seorang penyihir putih. Mereka selalu berpindah pindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain. Selama bertahun-tahun Cas selalu beraksi sendirian. Hidupnya lebih banyak dikelilingi orang-orang mati. Kematian adalah dunianya. Urusan lain seperti sekolah dan teman, hanyalah selingan dalam perjalanan Cas menuju hantu berikutnya. Gaya hidup nomaden memang tidak memberikan celah baginya untuk menjalin persahabatan secara serius.

Sampai suatu ketika, sebuah legenda lokal mengubah hidupnya.
Share:

Welcoming The Finale Book from "The Heroes of Olympus" Series

Sebagai penikmat buku-buku fantasi, cerita penutup dari seri The Heroes of Olympus karya Rick Riordan jelas jadi salah satu karya yang udah aku tunggu-tunggu dari awal tahun 2014. Jarak antara buku keempat, The House of Hades, ke buku terakhir yang akan menutup kisah Percy Jackson dan 6 demigod lainnya, The Blood of Olympus, memang cukup jauh sekitar 1 tahun. Selama satu tahun pula para penggemar cerita fantasi harus bersabar, menahan diri dari gejolak rasa penasaran sekaligus sakau. Belum lagi ketika buku versi Amerika-nya terbit di bulan Oktober 2014. Gempuran spoiler datang dari mana aja, dan ujung-ujungnya penerbit yang diteror terus-terusan sama para penggemar ini (hahahahaha, oke, yang ini curcol).

Sesungguhnya, dekat dengan lingkungan penerbit buku ini nggak lantas berarti aku dapat keistimewaan bisa baca versi terjemahannya lebih awal. Ya, aku menghormati tim yang udah bekerja keras mewujudkan buku ini jadi nyata. Aku juga menghargai sesama penggemar fantasi yang sama-sama nggak sabar menantikan datangnya buku ini. Jadi aku sengaja menunda, nggak akan baca buku ini sampai teman-teman yang lain udah baca.

Tapiiiii, kalau share book trailer-nya nggak dosa dooong?

I hope this book trailer will cure the thirst. Well, please enjoy the video! :D

Share:

Resep Nugget Sayur Ala Ala Vegetarian

Beberapa minggu terakhir, setiap akhir pekan aku jadi suka eksperimen resep yang didominasi sayur. Yaah, namanya juga masih fase trial & error, walaupun lebih banyak error-nya dari pada berhasilnya. Heheu…
Kenapa aku menaruh perhatian pada sayur-sayuran? Sejujurnya, aku mulai terpikir untuk mulai belajar jadi vegetarian (ciyeee). Berawal dari pertemuan dengan DR. Drs. Susianto, MKM, penulis buku Vegan Itu Mudahaku merasa tingkat kepedulianku terhadap benda apapun yang masuk ke badan kok ya kecil banget. Ternyata banyak kesalahpahaman yang terlanjur melekat di benak masyarakat tentang pentingnya produk-produk hewani sebagai penyuplai gizi paling baik di antara semua jenis makanan.
Nyatanya, produk-produk hewani itu nggak seberapa spektakuler kok. Malah beberapa di antaranya punya efek samping negatif terhadap tubuh yang sifatnya kronis, nggak akan terasa sekarang tapi nanti, puluhan tahun mendatang.
Tapi aku juga sadar, mengubah cara pandang seperti itu jelas nggak mudah, apalagi aku masih tinggal sama orangtua, di mana penguasa tertinggi area dapur dan sekitarnya adalah Nyonya Ibu. Dikira bikin revolusi makan segampang itu? Ndak. Jadi, aku berusaha mengambil jalan tengah. Sebelum aku bisa jadi vegetarian seutuhnya, sebelum aku punya dapur yang kukuasai sendiri (ehem), aku mau belajar dulu mengolah masakan yang didominasi sayur-sayuran. Makanya, aku kumpulinlah segala macem resep masakan yang ada. Walaupun belum semuanya aku coba, ini salah satunya. :)


Nugget sayur siap goreng


Share:

Saudara dari Asia Selatan

Sesampainya saya di Madinah, saya langsung merasakan ada semacam ikatan tidak terlihat antara jamaah Indonesia dengan jamaah dari beberapa negara di Asia Selatan, terutama Pakistan, India, dan Srilanka. Awalnya saya bingung, mengapa mereka relatif ramah terhadap kami yang notabene bukan negara tetangga. Contohnya, ibu saya sempat dihampiri oleh seorang gadis muda yang wajahnya seperti orang Pakistan saat di masjid Nabawi. Gadis itu memberi isyarat sambil menunjuk kedua pipinya bergantian. Ibu saya bingung hingga gadis itu pun memberi isyarat seperti ingin mencium. Oh, ternyata gadis itu meminta izin untuk mencium pipi ibu saya yang lantas mengiyakan. Gadis itu tampak luar biasa senang setelah diberi izin.
Masjid Nabawi tampak luar
Lain halnya saat kami berada di Mekkah. Tetangga sebelah kamar kami di hotel adalah jamaah dari Srilanka. Suatu waktu saya keluar dari kamar melewati mereka yang sedang mengobrol. Lalu salah satu dari mereka tiba-tiba menegur, "Apa kabar?" Meski dengan tatapan bingung saya pun menjawab salam mereka sambil tersenyum. Hari berikutnya mereka kembali menyapa saat saya sedang bersama ibu saya, masih dengan kalimat yang sama. Kami pun berbincang-bincang sedikit. Saya jadi malu karena mereka bisa berbahasa Indonesia meskipun hanya sebatas sapaan pendek, sedangkan saya tidak tahu bahasa mereka sama sekali.

Salah satu menara Masjid Nabawi
Share: