Review Buku "Anna Dressed in Blood": Tentang Cinta Dua Dunia



“Jangan takut gelap, Cas. Jangan percaya saat mereka mengatakan bahwa semua yang ada dalam kegelapan juga terlihat di bawah cahaya. Itu tidak benar.” (hlm. 153)

Theseus Cassio Loowod, nama yang aneh untuk seorang remaja berusia 17 tahun. Bisa dibayangkan ia akan mengalami kesulitan mendapatkan tempat di lingkungan sosialnya. Tapi apa Cas peduli? Tidak, tuh. Layaknya remaja normal, Cas pergi ke sekolah, mengendarai mobil milik ibunya, berusaha memasuki lingkaran pertemanan anak-anak gaul untuk mendapatkan informasi yang ia butuhkan.

Tapi saat malam tiba, Cas menjelma menjadi sesosok pemuda tangguh bersenjatakan athame, pisau keramat yang bisa meleburkan hantu peninggalan ayahnya. Pisau itulah yang membuatnya berbeda. Ia merupakan generasi kesekian dalam keluarganya yang mewarisi anugerah sekaligus kutukan untuk memburu hantu yang mengancam manusia dan memusnahkannya. Namun, Cas juga memiliki misi pribadi: menemukan hantu yang membunuh ayahnya.

Cas hanya tinggal bersama ibunya yang seorang penyihir putih. Mereka selalu berpindah pindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain. Selama bertahun-tahun Cas selalu beraksi sendirian. Hidupnya lebih banyak dikelilingi orang-orang mati. Kematian adalah dunianya. Urusan lain seperti sekolah dan teman, hanyalah selingan dalam perjalanan Cas menuju hantu berikutnya. Gaya hidup nomaden memang tidak memberikan celah baginya untuk menjalin persahabatan secara serius.

Sampai suatu ketika, sebuah legenda lokal mengubah hidupnya.

Anna Korlov. Anna si Gaun Darah. Ialah satu-satunya hantu yang berhasil membuat Cas kepayahan, dan mau tidak mau, suka tidak suka, Cas harus mengakui bahwa ia membutuhkan bantuan teman-teman barunya, Thomas dan Carmel. Hantu dengan gaun berdarah itu membunuh setiap orang yang masuk ke rumah era Victoria yang ditempatinya. Ketika Cas datang, Anna mengusirnya, menjauhkannya dari rumah itu. Namun entah kenapa, Anna tidak membunuhnya. Cas merasakan sebuah hawa kutukan jahat di balik sosok Anna.

Membaca buku ini sekilas seperti membaca kisah Winchester bersaudara, Sam dan Dean dalam serial Supernatural. Mereka berdua memburu hantu dari satu tempat angker ke tempat angker berikutnya. Hampir seperti itulah kehidupan Cas, terisolasi dalam satu misi, menganggap hal-hal lain di luar misinya dalam memburu hantu seakan tak penting, hanya figuran dalam kehidupannya yang gelap. Tapi, Cas masih menghargai sosok sang ibu, satu-satunya orangtua yang ia miliki setelah kepergian sang ayah. Dan menurutku, ia anak laki-laki yang manis sekali, sangat menyayangi ibunya. Masa kecilnya sulit, ia kehilangan ayahnya sebagai sosok panutan di usia yang begitu muda dan dengan cara yang tragis. Alih alih terjebak dalam pergaulan yang sesat, Cas justru tumbuh menjadi remaja yang kuat dan mengemban tanggung jawab besar di usia muda.

Di sisi lain ibu Cas juga sosok yang eksentrik tapi lovable, begitu mudah dicintai dan mencintai orang-orang di sekelilingnya. Berapa banyak ibu yang mau membiarkan anaknya yang masih remaja berkeliaran setiap malam membawa-bawa pisau dan bertarung dengan orang mati? Tidak banyak. Tapi ia sadar bahwa inilah takdir Cas, dan yang bisa dilakukannya sebagai seorang ibu adalah membimbingnya, mendampinginya, mengobati luka-luka pertarungannya sampai Cas mandiri.

Sedangkan teman-teman Cas, Thomas dan Carmel, bisa dibilang tipe sahabat langka yang mungkin hanya akan Cas temukan setiap satu dekade sekali. Karena mereka satu frekuensi dalam hal keanehan, tidak heran mereka cocok satu sama lain. Cerita ini tidak hanya mengangkat sisi gelap yang horror melulu, tapi juga sisi terang tentang persahabatan yang aneh, hubungan kekeluargaan yang rumit, dan membuktikan bahwa cinta bisa ditemukan bahkan di tempat yang paling tidak disangka sangka.

Menurutku, Kendare Blake sukses memacu adrenalin sekaligus menyisipkan double twist dalam buku ini. Sebagai penggemar cerita fantasi, aku jaraaaaang sekali baca buku bertema horror. Entahlah mungkin terakhir kali aku baca buku horror waktu aku SMP atau SMA. Makin ke sini kecenderunganku bergeser pada fantasi ilmiah atau mitologi. Jadi, bisa dibilang buku ini merupakan penyegaran dalam daftar bacaanku.

Buat sebagian orang yang bukan penakut, mungkin kadar horror-nya masih tergolong biasa saja. Tapi buatku, hehehe, harus kuakui bagian awal bikin agak merinding. Aku bahkan nggak berani baca sendirian di ruang tamu, dan nggak berani mandi malam di kamar mandi depan, sampai harus menumpang mandi di kamar mandi ibu. Hahahaha. Kalau mengutip review Booklist tentang buku ini, “sangat filmis dan memukau”. Ya, aku harap buku ini diangkat ke layar lebar, dan semoga tim produksinya berhasil mewujudkan sosok Anna si Gaun Darah persis seperti bayangan yang ada di benak para pembaca. Semoga!

Informasi Buku
Judul Buku
Anna Dressed in Blood
Penulis
Kendare Blake
Penerjemah
​: Angelic Zaizai
Penyunting
Lisa Indriani
Penerbit
Noura Books (Mizan Fantasi)
ISBN
978-602-1606-99-5
Jumlah Halaman
388
Ukuran
​: 14 x 20,7 cm
Harga​    
Rp 64.000,-

Share:

2 comments: