Laki-laki Bernama Ove: Pahlawan Teraneh yang Akan Kaukenal


Dan, Ove memutuskan ia akan menjadi lelaki yang semirip mungkin dengan ayahnya. Ayah Ove bekerja di perusahaan jawatan kereta api. Ia adalah lelaki pendiam namun baik hati, ia sangat disukai oleh teman-teman kerjanya. Pernah suatu hari Ove diperbolehkan ikut ke sebuah pesta besar yang dihadiri oleh teman-teman ayahnya dari perusahaan jawatan kereta api. Ayahnya ditantang untuk ikut kompetisi panco. Ove belum pernah melihat lelaki sebesar itu duduk mengangkangi bangku. Namun, ayahnya mengalahkan mereka semua. Ketika mereka pulang malam itu, ayahnya merangkul bahu Ove dan berkata:

“Ove, hanya bajingan yang menganggap ukuran dan kekuatan adalah hal yang sama. Ingat itu.”

Dan, Ove tidak pernah melupakannya.

Ibu Ove meninggal saat ia masih kecil. Dahulu, Ove biasa duduk di bawah jendela dengan buku matematika di pangkuan, dan dia ingat, dirinya suka mendengarkan ibunya. Dia mengingatnya. Tentu saja, suara ibunya parau dan nada ganjil itu lebih sumbang dibandingkan yang disukai orang. Namun, dia ingat, dirinya tetap saja suka.

Setelah kematian sang ibu, ayahnya menjadi semakin pendiam. Seakan ibu Ove membawa pergi segelintir kata yang dimiliki ayahnya. Jadi, Ove dan ayahnya tidak pernah bicara secara berlebihan, tapi mereka saling menyukai. Mereka duduk dalam keheningan di masing-masing sisi meja dapur, dan punya cara-cara untuk terus menyibukkan diri.
Share: