If You Liked It, Then You Should Have Put A Ring on It

Yes, you read it right... I'm engaged! :')


Sejujurnya saya masih agak bingung, nggak tau mesti mulai dari mana. Satu bulan terakhir rasanya waktu berlalu dalam tempo yang kelewat cepat. Terlalu banyak hal yang terjadi dalam rentang waktu yang singkat sampai-sampai saya bingung sendiri mau nulis apa. Di bulan Maret ini, saya genap berusia 27 tahun. Usia yang masih muda dan tergolong produktif, tapi udah nggak pantes lagi kalau kelakuan masih kayak ABG labil yang sok kinyis-kinyis. Sembilan bulan lalu, jujur aja ide tentang menikah sama sekali nggak terlintas di benak saya. Kalau pun terlintas, paling cuma bayangan bahwa saya nggak akan menikah di bawah umur tiga puluh tahun. 😂 Kombinasi antara luka lama yang belum kering, trauma dari kegagalan di masa lalu, dan ketakutan yang timbul karena melihat contoh kasus di circle terdekat bikin saya sempat ogah menikah. Iya, seogah itu. 💔

Saya nggak ingin melakukan justifikasi di sini. Keputusan untuk menikah itu, sangat personal. Jangan menikah kalau hanya ingin menutup mulut orang-orang yang terus bertanya kapan kamu menikah. Jangan menikah kalau hanya ingin menuruti keinginan orangtua. Jangan menikah kalau hanya ingin ikut-ikutan teman dan merasa tertinggal. Jangan menikah kalau hanya karena desakan lingkungan pergaulan. Intinya, jangan menikah kalau keputusan itu datangnya dari luar, bukan dari dalam diri kamu sendiri.

Pernikahan bukan sebuah prestasi, nggak perlu berbangga diri. Semakin dewasa, saya semakin maklum bahwa pernikahan memang tidak diciptakan untuk semua orang. Kalau kamu yakin sudah bertemu orang yang tepat di waktu yang tepat, bersyukurlah. Tapi nggak perlu memandang dengan stigma negatif terhadap orang lain yang belum menikah, belum mau menikah, maupun tidak ingin menikah sama sekali. Seperti yang pernah saya baca di akun Instagram @jennyjusuf: Some people simply don't want marriage; stop telling them to share their bed. Some people simply don't want kids; stop telling them to breed. Some people are perfectly happy alone; stop telling them they're incomplete.

Just let them be, and mind your own business.

Saya bersyukur, setelah apa yang saya lalui dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ternyata saya masih punya sisa harapan dan optimisme yang membuat saya yakin mengambil keputusan besar ini. Well, kalau bukan karena orang ini, saya mungkin nggak akan berani memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius sih. 🙈



Dear my significant other, thank you for choosing me. Thank you for being so stubborn when it comes to choosing a lifetime partner. Thank you for loving me the way I want to be loved. Thank you for being so kind, funny, foolish, childish, and loveable partner at the same time. Thank you for coming into my life and make it more amazing. Thank you for accepting my flaws, my fear, and my past. To be honest, I'm still wondering what have I done to deserve someone like you. I'm so looking forward to the day when I woke up next to you. Ehehehe.... 😝🙈
Share: