Our Short Babymoon: Menjajal AirBNB di Paris Van Java

Salah satu pojokan di Pavilion Garden tempat kami menginap.

Sejak dulu saya selalu suka naik kereta api jarak jauh, entah kenapa bagi saya perjalanan naik kereta terasa lebih romantis ketimbang moda transportasi lain, terlepas dengan siapa saya bepergian. Saya pernah naik kereta ekonomi dari Stasiun Pasar Senen sampai Surabaya Gubeng selama belasan jam seorang diri. Meski harus menahan pegal di sekujur tubuh karena bangku yang kurang nyaman, bagi saya perjalanan itu tetap terasa istimewa. Itu sebabnya sejak sebelum menikah saat saya dan suami merencanakan bulan madu, saya kepingiiiiin banget bisa naik kereta. Tapi ternyata saat itu kondisinya kurang memungkinkan, jadi keinginan saya pun terpaksa ditunda.

Nah setelah menikah, saya dan suami kembali merencanakan liburan berdua sebelum jagoan kami launching ke dunia. Lagi-lagi saya membujuk suami untuk naik kereta api jarak jauh. Akhirnya suami saya setuju, tapi dia nggak mau naik kereta yang jaraknya terlalu jauh kayak ke Solo, Yogyakarta, apalagi Surabaya atau Malang. Khawatirnya karena perjalanan yang memakan waktu hingga belasan jam membuat saya kelelahan di jalan sehingga kurang menikmati liburan. Dipikir-pikir iya juga sih, apalagi memasuki trimester ketiga saya mulai dilanda sakit punggung, pinggang, nyeri sendi dan sebagainya. Saya nggak mau ambil resiko jadi pilihan destinasi kami pun jatuh ke kota Bandung. 😂 Dari segi lokasi nggak jauh-jauh banget, perjalanan naik kereta pun hanya makan waktu sekitar 3,5 jam. Kebetulan salah satu sahabat saya juga tinggal di sana dan kami belum sempat bertemu lagi sejak saya menikah. Jadi short babymoon ke Bandung ini memang punya banyak nilai plus.

Tiket kereta api Argo Parahyangan pulang pergi sudah kami pesan lebih dari 1 bulan sebelum keberangkatan. Kami khawatir kalau berlama-lama akan kehabisan tiket karena tanggal yang kami pilih bertepatan dengan long weekend. Kami berencana menginap 2 malam, tapi pengen dapet suasana pegunungan sekaligus suasana kota. Jadi solusinya adalah menginap di dua tempat yang berbeda. 😅 Setelah berselancar ke sana-sini akhirnya kami memutuskan akan menginap semalam di daerah Dago Pakar dan semalam lagi di daerah Sukajadi.

Pavilion Garden di Sukajadi

Kalau sebelumnya saya selalu memesan hotel lewat platform Traveloka, Booking, atau Agoda, kali ini saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Untuk pertama kalinya saya memesan penginapan lewat AirBNB. Sebenarnya sih udah beberapa kali saya mau jajal platform yang satu ini, tapi nggak pernah kebetulan dapet yang pas, apalagi saya juga perginya sama teman jadi nggak bisa ambil keputusan sendiri. Kali ini karena suami saya orangnya pasrahan, makanya saya yang ambil keputusan dan dipilihlah Pavilion Garden. Lokasinya cukup strategis di daerah Sukajadi, cuma 5 menit ke Cihampelas Walk dan 13 menit jalan kaki ke Paris Van Java. Harga sewanya? Cuma $16 per malam, yeaaay! 😆 Nah, ini foto-foto yang saya dapat dari website AirBNB sehingga bikin saya dan suami menjatuhkan pilihan untuk menginap di sini.

Ruang makan di sisi kebun, sekaligus pintu menuju kamar kami (foto dari website AirBNB).

Ruang tamu di rumah utama yang hanya bisa diakses pukul 07.00 - 17.00 WIB (foto dari website AirBNB).

Tempatnya sih sederhana, namun dari review para tamu yang menginap di sana, Pavilion Garden terkenal karena keramahan host-nya dan suasananya yang sangat homey. Hal ini saya rasakan saat menginjakkan kaki di sana. Kamar yang saya tempati memang nggak terlalu luas hanya sekitar 3 x 3 meter persegi, kasurnya kurang lebih seukuran queen size yang pas untuk ditempati berdua, tapi selebihnya cukup nyaman. Kamar kami punya akses masuk sendiri lewat halaman samping jadi nggak terhubung dengan rumah utama. Namun rumah utama terbuka untuk dimasuki tamu penginapan mulai pukul 07.00 - 17.00 WIB. Di dalam kamar nggak ada AC, hanya ada kipas angin, karena Bandung sendiri udah cukup sejuk bahkan cenderung dingin pada malam hari. Kamar mandinya ada di dalam kamar, jadi cukup private lah. Tersedia sabun cair, shampoo, dan juga dua buah handuk untuk kami. Koneksi wifi-nya lumayan cepat, TV kabelnya pun berfungsi dengan baik.
Interior kamar Pavilion Garden yang super lucu 😍
Sudut lain dari kamar kami di Pavilion Garden.
Kamar mandi yang mungil tapi bersih dan dilengkapi air panas serta peralatan mandi.

Sejak awal kami udah tau dari review para pengunjung sebelumnya bahwa penginapan ini terletak persis di sebelah masjid besar yang cukup aktif. Selain mengumandangkan adzan pada jam-jam sholat, masjid ini juga mengadakan pengajian rutin yang speaker-nya lumayan kenceng. Memang sedikit mengganggu sih, tapi yaudahlah yaa, masih banyak nilai lebih dari penginapan ini yang kami sukai... 😂 Ketika tiba waktunya sarapan, saya cukup terkejut melihat menu yang disajikan banyak banget, bahkan melebihi ekspektasi saya. Tersedia nasi goreng yang bahkan tanpa lauk pendamping pun rasanya udah enak banget. Ada juga roti gandum yang masih hangat kayak baru keluar dari panggangan, dilengkapi selai stroberi, selai nanas, juga meisses dan margarin. Minumannya ada teh dan kopi instan yang tinggal diseduh. Bahkan mereka juga menyediakan sereal sekaligus susu coklat. Untuk ukuran homestay, ini sarapan versi lengkap banget. 😂 Saya nyesel cuma makan nasi gorengnya sepiring berdua sama suami. Habisnya kami nggak enak masa udah makan nasi goreng dan juga roti dengan potongan besar, masih mau nambah lagi? 🙈😂

Tempat sarapan di halaman samping, persis depan pintu kamar kami.

Satu hal yang saya sesalkan adalah, di hari Sabtu rumah utama ternyata full booked untuk sesi pemotretan pre wedding. Saya tahu sih kalau penginapan ini memang disewakan juga untuk sesi pemotretan, tapi saya nggak menyangka kalau jadwalnya akan sepadat ini sampai-sampai saya yang menginap di sini nggak berkesempatan untuk foto-foto. Sekitar pukul 8 saat kami sarapan, datang sekitar 5-6 orang, terdiri dari pasangan yang mau foto pre wedding beserta tim fotografernya. Kami pikir kalau kami pergi jalan-jalan dulu sekaligus beli oleh-oleh mungkin saat pulang nanti sesi foto mereka udah selesai. Nyatanya begitu kami kembali ke penginapan sekitar pukul setengah 3 sore, makin banyak orang yang berkumpul di rumah utama dengan pasangan yang berbeda. Okay... Jadi harapan kami untuk foto-foto di rumah utama kandas sudah. 😔 Kami cuma sempat foto-foto di dalam kamar dengan space terbatas dan sedikit mengabadikan interior di rumah utama.

Ruang makan di rumah utama.

Dapur bersih di rumah utama yang desainnya cantik banget.

Tapi di luar itu semua, secara keseluruhan kami mendapatkan pengalaman menginap yang menyenangkan di sini. Malah kami nyesel kenapa nginepnya cuma semalam, mestinya mungkin dua malam aja supaya lebih puas. 😆 Kalau nanti kami berkesempatan liburan ke Bandung lagi, kami pasti mau kembali menginap di Pavilion Garden.

Nilai: 8/10

Share: