Merekam Jejak Satu Tahun Ke Belakang

Mendekati akhir tahun 2018, pikiran saya melayang kembali ke awal tahun, berusaha memutar ulang apa saja hal-hal penting yang terjadi di hidup saya dalam kurun waktu setahun ke belakang. So here it is, rekam jejak momen-momen penting dalam hidup saya yang terjadi selama satu tahun ke belakang. 😊

Januari
Saya mengawali tahun 2018 dengan perasaan yang cukup optimis. Banyak hal baik yang justru terjadi di akhir tahun 2017, tahun yang bagi saya perjalanannya mirip kayak naik wahana roller coaster. Kadang melaju pelan, kadang ngebut tak terkendali, kadang bikin saya jungkir balik, kadang bikin saya ingin menjerit, kadang bikin saya pasrah sama keadaan dan cuma bisa menutup mata seraya berdoa karena saya tahu kenyataan sedang pahit-pahitnya. Tsah.

New year, new me! 🙋

Februari
Pasangan saya akhirnya memberanikan diri untuk menghadap ayah saya secara resmi dan mengutarakan niatnya untuk melamar saya. Meski masa pacaran kami baru seumur jagung, tapi sejak awal berhubungan kami memang sudah komitmen bahwa hubungan ini nantinya akan dibawa ke jenjang yang lebih serius. Jadi di antara kami nggak ada lamaran-lamaran so sweet apalah itu. 😅 Justru kami bekerja sama gimana caranya agar lamarannya diterima oleh ayah saya. FYI, ayah saya itu terkenal galak dan tegas, jangankan dari sudut pandang pasangan saya, bagi saya sendiri pun momen itu cukup menegangkan. 😂 Takut kalau-kalau ayah saya ternyata punya pendapat lain mengenai masa depan saya, jadi untuk melamar anaknya pun harus dipersiapkan sebaik mungkin. Alhamdulillah, ayah saya ternyata ngasih lampu hijau dan mempercayakan urusan pemilihan jodoh ke tangan saya.

The day when he popped the question (to my father 😝)

Maret
Akhirnya... bulan Maret jadi bulan favorit saya! Di tahun-tahun sebelumnya, setiap memasuki bulan Maret saya selalu muram, sedih, dsb. Saya hampir selalu punya pengalaman yang nggak mengenakkan di setiap ulang tahun saya. Saya juga lupa kapan terakhir kali saya bener-bener ngerasa bahagia di hari ulang tahun. Karena setiap kali ada momen yang membahagiakan, selalu diiringi dengan momen yang meruntuhkan kebahagiaan itu sendiri. Tapi di bulan Maret tahun ini, saya akhirnya merasa punya alasan lagi untuk berbahagia. Selain karena perhatian dan kasih sayang yang bertubi-tubi datang dari orang-orang terdekat, saya juga akhirnya ngerasain.... dilamar! 💖

If you liked it then you should've put a ring on it!

Happy birthday to meee! 🎉🎊

Rasanya nggak cukup satu paragraf untuk menceritakan kebahagiaan saya di bulan Maret. Selain momen ulang tahun dan lamaran, saya juga akhirnya menjejakkan kaki di Krabi, Thailand. Momen liburan yang udah saya rancang sejak bulan September 2017 ini menandai liburan terakhir saya sebagai anak gadis. 😝

Saya & Seruni, teman jalan-jalan paling loyal 😆

April
Salah satu sahabat terdekat saya sejak SMA juga nggak mau ketinggalan melangsungkan prosesi lamaran. Oh iya, mereka ini pasangan yang jadi perantara saya dalam menemukan calon suami. 😂 Percaya nggak percaya sih, saya udah kenal sama pacarnya sahabat saya ini sejak tahun 2016. Nggak nyangka juga ternyata jodoh saya adalah teman kuliah pacarnya sahabat saya. Anyway, belasan tahun bersahabat sejak duduk sebangku di SMA, saya udah kenyang nontonin drama percintaan seorang Geminian. Rasanya udah kayak nontonin drama Cinta Fitri dari season 1 sampai season 7, nggak kelar-kelar. 💆 Makanya saya bersyukur ketika dia udah berhasil 'ditaklukkan' sama 'pawang'-nya. 😂💁


Mei
Sahabat saya yang lain akhirnya resmi dipinang dan menjadi istri. Senang sekali bisa menjadi bagian dari perjalanannya dalam mencari pasangan. Selama belasan tahun bersahabat, saya jadi saksi segala macam drama yang dialami oleh sahabat saya. Beberapa di antaranya mirip banget sama kisah saya sendiri, sempat ngalamin nangis bareng sampai akhirnya hal-hal yang bikin nangis bareng itu bisa bikin kita ketawa guling-guling. 😂 Dari jaman masih dibodohi dan dibutakan sama perasaan sendiri, sampai akhirnya kami bisa berdiri tegak dan menghadapi masa lalu dengan hati lapang. 👏

Surprise bridal shower party untuk sahabat kami 💖

My best friend's wedding!

Juni
Rumah kami kedatangan anggota keluarga baru yang berbulu! 😻 Selama ini saya nggak pernah mau mengadopsi kucing betina, karena biaya sterilnya lebih mahal dibandingkan kucing jantan. Makanya sejak tahun 2012 saya hanya mengadopsi kucing jantan, mulai dari Tuting dan Otong, lalu Diego dan juga Ibong. Sebenernya waktu saya mengadopsi Diego, ia datang bersama saudara perempuannya yang sempat kami beri nama Donna. Tapi sayangnya Donna nggak bertahan hidup, dia meninggal di usia cuma beberapa minggu. Lalu datanglah Keket alias Catherine Elizabeth Middleton. 😹 Kalau dirunut garis keturunannya, dia adalah anak dari Ratu (kucing persia tetangga saya) dengan Otong (kucing domestik campuran milik saya), jadi bisa dibilang Keket ini cucu yang akhirnya pindah hak asuh. 😹 Tetangga saya mengaku kewalahan mengurus Keket yang saat itu usianya masih 7 bulan. Anak kucing di mana-mana memang aktif dan nggak bisa diam, kan? Masa cuma gara-gara itu dia tega nyuruh tukang sampah buat bawa pergi Keket terserah mau dikemanakan. Astaga.... Kucing ras campuran macam Keket nggak akan bisa survive kalau dibuang begitu aja, sedangkan sejak lahir dia nggak pernah menginjakkan kaki di dunia luar sama sekali. Karena nggak tega, akhirnya Keket saya ambil dan langsung saya steril. Sekarang, dia udah jadi kucing gadis yang cantik tapi tomboy. 😻

Princess Catherine, The Duchess of Cambridge

Juli
Saya harus merelakan satu lagi sahabat saya dipinang dan dibawa pergi jauh. Iya, sahabat saya yang baru lamaran di bulan April, menikah di bulan Juli, dan beberapa hari kemudian langsung pergi karena harus ikut suaminya yang bekerja di luar negeri. Rasanya gimana? Persis kayak ditinggal LDR sama pacar. 😂 Nggak peduli meskipun udah dikasih tau dari jauh-jauh hari, tau persiapannya kayak apa, tau prosesnya, tau segala macamnya, tapi tetep aja ketika tiba saatnya buat ngelepas sahabat saya ini pergi nggak semudah kelihatannya. Saya yang dulu biasa mampir ke rumahnya tanpa lihat waktu, kadang Minggu pagi belum mandi masih pakai piyama saya udah manggil-manggil dia di depan rumah, ngajak gowes bareng atau sarapan bareng. Saya yang dulu biasanya kalau malas pulang ke rumah tinggal ngajakin dia nongkrong di kafe favorit, sekarang udah nggak bisa kayak gitu lagi. Adulthood hit me harder than I thought. 😓

Satu lagi surprise bridal shower party untuk sahabat kami 💖
 
My best friend's wedding!

Agustus
Akhirnya.... bulan yang udah saya tunggu-tunggu sejak awal tahun. Sejujurnya, perjalanan kami menuju ke titik ini banyak bangeeeeet godaannya. Apalagi semakin mendekati hari H, terlalu banyak drama yang nggak mampu saya proses. Tapi berkat dukungan dari calon suami dan juga sahabat-sahabat terdekat, alhamdulillah masa-masa itu lewat juga. Dan tepat di tanggal 18 Agustus 2018, saya resmi menjadi seorang istri. Masa penjajakan kami memang relatif singkat, cuma tiga bulan aja. Waktu untuk mempersiapkan pernikahan pun cuma 6 bulan. Selama rentang waktu itu, kami bertemu hampir setiap hari. Bosan? Surprisingly not. Malah saya selalu uring-uringan kalau sehari aja nggak berangkat atau pulang bareng. Di sela-sela waktu yang terbatas antara pekerjaan, kehidupan sosial, dan persiapan menuju hari H, kami berusaha semakin mengenal satu sama lain. Kita mungkin nggak bisa 100% mengenal seseorang, namun saya percaya bahwa mengenal seseorang adalah never ending process. Bahkan mungkin 50 tahun dari sekarang pun ketika kami sudah menua bersama, saya masih belum sepenuhnya paham apa yang ada dalam pikiran pasangan saya.

Bridal shower yang dirancang oleh sahabat-sahabat saya 💖

The day I turned from Ms. to Mrs.

September
Seperti yin dan yang, kehidupan itu seimbang. Ada yang datang, ada juga yang pergi. Ada kelahiran, ada juga kematian. 💔 Di bulan ini saya kehilangan tante (adik perempuan Ibu) yang selama ini cukup dekat dengan keluarga kami. Tapi di bulan ini juga saya mendapat kabar bahagia saat mengetahui bahwa saya sedang hamil anak pertama kami. Di bulan ini juga untuk pertama kalinya kami merayakan ulang tahun suami saya meski dengan sangat sederhana.

Le husband's birthday

Oktober
Satu lagi anggota keluarga yang pergi meninggalkan saya. Kucing jantan saya, Otong, meninggal di usia 5 tahun karena tertabrak mobil. Saya nggak sempat melihat dia untuk terakhir kalinya sebelum dikubur, rasanya nggak kuat. Terakhir kali saya ketemu Otong, kondisinya memang udah cukup menyedihkan karena faktor usia. Lima tahun bagi kucing sudah terhitung tua. Apalagi dia nggak sempat saya steril karena waktu hendak disteril dia malah kabur. Akhirnya saya pasrah dan membiarkan Otong hidup separuh di jalanan, sebuah keputusan yang sangat saya sesali karena keterbatasan ilmu pada saat itu. Kucing-kucing saya setelah Tuting dan Otong, semuanya saya steril dengan alasan kesehatan dan juga keamanan mereka. Kucing yang disteril relatif lebih tenang dan betah di rumah, sehingga meminimalisir resiko berkelahi dengan kucing lain.

Otong Si Tamvan Anak Jalanan

Semoga sekarang Otong udah bahagia ya main-main di surga sama Tuting. Kalian jangan berkelahi ya, saling jaga satu sama lain. :')

My first kitten: Tuting

November
Salah satu hal yang menjadi concern kami sejak menikah adalah…. sampai kapan kami mau jadi kontraktor? Ada satu kejadian di bulan September di kontrakan kami yang benar-benar membuat kami tertampar dan akhirnya memaksa kami berpikir, oke kita harus segera cari rumah. Pencarian rumah sebetulnya sudah kami lakukan jauh sebelum kami menikah. Tapi karena satu dan lain hal, belum ada yang cocok. Sampai akhirnya ketika kami mendatangi pameran rumah di JCC pada bulan September, kami menemukan rumah yang sesuai dengan kriteria dan kemampuan kami. Proses verifikasi data dan administrasi bank memakan waktu sekitar satu bulan lamanya. Kami baru bisa menempati rumah tersebut pada awal bulan November. Masih banyak PR yang harus kami benahi, apalagi kami ngotot menempati rumah tersebut meski support system di dalam rumah belum sepenuhnya lengkap. Tapi pikir kami, tinggal seadanya di rumah sendiri masih lebih baik ketimbang menumpang di rumah orang. PR membenahi rumah agar sepenuhnya layak huni bisa kami kerjakan sambil jalan. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kami menganggap rumah ini sebagai bagian dari keluarga kami juga. 🏠

La Petite Maison

Desember
Sebagai bentuk rasa syukur kami atas anugerah yang tak terhingga, kami sekeluarga menggelar tasyakuran 4 bulan kehamilan. Nggak ada yang kami harapkan selain anak kami kelak lahir dengan selamat, sehat jasmani dan rohani, serta tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sholeh/sholehah. Kata orang-orang tua, pada usia 4 bulan kehamilan telah ditiupkan roh ke dalam janin, sehingga sudah jadi tradisi masyarakat kita untuk menggelar tasyakuran demi kelancaran proses kehamilan dan persalinan. Meski digelar dengan sangat sederhana di rumah orangtua saya, rasanya saya mendapat banyak sekali energi positif dari orang-orang yang datang mendoakan kami. Semoga energi ini juga sampai ke calon anak kami sehingga ia tau bahwa kehadirannya sangat dinanti-nanti dan banyak yang menyayanginya meski ia belum lahir.

Tasyakuran 4 bulan kehamilan

Di penghujung tahun, secara kasat mata mungkin nggak banyak hal yang terjadi di dalam hidup saya. Tapi jauh di dalam pikiran saya yang luar biasa kompleks, saya sampai jungkir balik sendiri akibat terlalu banyak membuat asumsi dan tenggelam dalam overthinking. Yes, overthinking can kill you, literally. Saya juga nggak ngerti apa tepatnya yang sedang saya alami. Mungkin pengaruh hormon kehamilan? Mungkin saya sedang berada pada fase transisi untuk menjadi Ibu yang sering dilanda rasa cemas? Atau malah mungkin saya belum siap jadi Ibu dan masih terjebak pada stigma bahwa saya hanya gadis biasa yang belum punya tanggung jawab sebesar sekarang. Apapun itu penyebabnya, selain saya sendiri ternyata orang-orang terdekat saya juga terkena imbasnya, dan itu yang paling membuat saya terpukul. Kesabaran yang ditunjukkan oleh orang-orang terdekat saya dalam menghadapi saya yang seperti itu, membuat saya berpikir, I took them for granted.

Senja di Krabi

Terima kasih Tuhan untuk tahun 2018 yang penuh berkah, anugerah, dan juga pelajaran hidup. Semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dibandingkan diri saya yang sekarang. Sampai jumpa di tahun 2019. 💖
Share: