Daftar Vendor Dokumentasi Pernikahan Area Jabodetabek

Foto prewedding ala-ala di pasar malam 🙈

Akhirnya saya selaku pemilik blog ini pun mulai memasuki periode di mana tiap akhir pekan diisi dengan kepusingan mengurus persiapan ini itu. 😂 Mengingat waktu persiapan yang super mepet, banyak hal yang akhirnya saya pasrahkan aja ke tangan orangtua dan juga keluarga besar, terutama untuk pos yang paling krusial: makanan dan dekorasi. Tapi saya nggak akan bahas soal itu di sini. Saya dan pasangan saya kebagian mengurus pos-pos yang lebih minor, mungkin nggak terlalu menjadi concern bagi keluarga besar, tapi justru penting banget bagi kami. Seperti yang udah pernah saya ceritakan di tulisan-tulisan sebelumnya, kami adalah pasangan penggiat fotografi. Masih jauh untuk bisa dilabeli fotografer memang, tapi paling engga kami paham satu dua hal mendasar tentang foto dan video. Jadi, vendor dokumentasi pernikahan benar-benar kami seleksi dengan ketat. Terlebih lagi vendor foto dan video yang termasuk dalam paket pernikahan biasanya agak kurang. Kami pun mulai bergerilya mencari vendor dokumentasi dari bulan Februari, tanya sana-sini, pasang mata, kuping dan telinga, serta rajin melototin akun-akun kumpulan inspirasi di Instagram. Hasilnya, mungkin kalau ditotal ada lebih dari 30 vendor yang sempat menarik perhatian kami. Tapi ujung-ujungnya semua balik lagi ke anggaran, keterjangkauan lokasi, kecocokan jadwal, dan evaluasi portofolio mereka.

Nah, karena saya tahu banget gimana pusingnya bride-to-be dalam menyeleksi vendor, berikut ini saya buat daftar beberapa vendor di area Jabodetabek (sebagian besar area Bogor sih) yang mungkin bisa jadi pertimbangan. Saya hanya mencantumkan range harga dan beberapa contoh karya, kalau mau menanyakan price list bisa langsung menghubungi kontak yang tersedia ya. Semoga membantu!

Simax Photography
Saya mulai dari yang terdekat ya, Simax Photography menyediakan jasa foto dan video untuk acara-acara seremonial dan juga menawarkan photo booth yang basisnya di Bogor. Ternyata, Simax ini adalah usaha milik kakak kelas saya waktu kuliah di D3 Komunikasi IPB. Saya juga baru tahu setelah sempat ngobrol di Whatsapp. Harga yang ditawarkan juga lumayan terjangkau, untuk paket foto prewedding start from Rp 2.500.000,00. Untuk paket foto lamaran start from Rp 1.000.000,00 sedangkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 5.000.000,00.

Galeri Instagram Simax Photography

Puzzle Photograph
Bisa dibilang, Puzzle ini merupakan salah satu pemain lama yang bergerak di bidang jasa fotografi di Bogor. Pertama kali saya tahu mereka waktu masih SMP, tiap hari saya pulang pergi ke sekolah melewati studio mereka yang terletak di Jalan Semeru. Teman-teman sekelas saya yang uang jajannya unlimited sering foto-foto di sana lalu mencetaknya. Saya sih cuma bisa terkagum-kagum melihat hasil foto studio mereka tapi nggak sampai hati buat ikutan ke sana. Ternyata, Puzzle berhasil bertahan selama puluhan tahun sampai saat ini. Well, harga yang mereka tawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 1.500.000,00, sedangkan paket foto pernikahan start from Rp 4.000.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Puzzle Photograph di nomor 081319804374 ya. 😁

Galeri Instagram Puzzle Photograph

TW Photography & Team
TW Photography & Team mencakup wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang. Mereka menyediakan jasa foto dan video untuk acara-acara seremonial. Harga yang ditawarkan sudah mencakup transport seluruh kru selama acaranya masih di area Jabodetabek. Paket foto prewedding start from Rp 3.700.000,00. Untuk paket foto lamaran start from Rp 2.500.000,00 sedangkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 7.700.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak TW Photography & Team di nomor 081381602246 ya. 😊

Galeri Instagram TW Photography & Team

Sony Photography & Co
Saya tahu vendor Sony Photography & Co pertama kali dari sahabat saya yang melangsungkan pernikahan di Grand Savero Hotel. Kebetulan Sony Photography & Co ini merupakan vendor rekanan dengan wedding organizer di sana. Selain menyediakan jasa foto dan video, ia juga menyediakan paket wedding entertainment. Alat musik yang disediakan pun beragam, mulai dari piano, bass, cello, saxophone, gitar akustik, dll. Harga yang ditawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 5.000.000,00, paket foto pernikahan start from Rp 8.000.000,00, sedangkan untuk paket entertainment-nya start from Rp 3.500.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Sony Photography & Co di nomor 0811111673 ya. 😊

Galeri Instagram Sony Photography & Co

Al de'Photography
Saya ingat banget Al de'Photography adalah salah satu vendor foto dan video yang saya hubungi di awal-awal persiapan pernikahan, bahkan sebelum lamaran. 🙈 Mereka mencakup wilayah Jakarta dan Bogor. Harga yang ditawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 2.250.000,00 sedangkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 5.250.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Al de'Photography di nomor 08129569954 ya. 😊
Galeri Instagram Al de'Photography

Capella Moment
Saya menemukan vendor Capella Moment dari akun Instagram kakak kelas saya yang menggunakan jasa mereka. Wilayah cakupan Capella Moment mulai dari Jabodetabek dan Bandung. Jadi, harga yang ditawarkan semestinya sih sudah mencakup biaya transportasi di area itu ya. Paket foto prewedding start from Rp 3.000.000,00. Untuk paket foto lamaran start from Rp 3.500.000,00 sedangkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 7.000.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Capella Moment di nomor 081806509779 ya. 😊

Galeri Instagram Capella Moment

Blessing Photography
Blessing Photography mencakup wilayah Jakarta dan Bogor. Harga yang ditawarkan semestinya sih sudah mencakup biaya transportasi di area itu juga yaa. Paket foto pernikahan start from Rp 8.500.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak Blessing Photography di nomor 082213528475. 😊
Galeri Instagram Blessing Photography

Elovia Photography
Elovia Photography menyediakan jasa foto dan video yang berbasis di Bogor. Harga yang ditawarkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 5.000.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak Elovia Photography di nomor 082210023244. 😊

Galeri Instagram Elovia Photography

JR Production
Saya menemukan akun Instagram JR Production tanpa sengaja sih. Kebetulan aja saya lihat tone warna dan pengambilan fotonya bagus, demikian pula dengan video cinematic-nya. JR Production basis lokasinya di Ciawi, Bogor. Harga yang ditawarkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 4.500.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak JR Production di nomor 081317759392 ya. 😊

Galeri Instagram JR Production

Hai Wedding
Hai Wedding mencakup wilayah Jakarta dan Bogor. Harga yang ditawarkan semestinya sih sudah mencakup biaya transportasi di area itu juga yaa. Paket foto lamaran start from Rp 4.000.000,00, paket foto prewedding start from Rp 4.500.000,00, sedangkan untuk paket foto pernikahan start from Rp 10.000.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak Hai Wedding di nomor 082112286633. 😊 

Galeri Instagram Hai Wedding

AHA Portraits
Saya menemukan akun Instagram AHA Portraits juga tanpa sengaja, simply karena saya lihat tone warna dan pengambilan fotonya bagus, demikian pula dengan video cinematic-nya. Basis lokasinya di Bogor. Harga yang ditawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 6.500.000,00, paket foto pernikahan start from Rp 6.500.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak AHA Portraits di nomor 081212678502 ya. 😊
Galeri Instagram AHA Portraits

Finding Story Pictures
Saya menemukan akun Instagram Finding Story Pictures juga tanpa sengaja. Cakupan wilayah Finding Story Pictures menjangkau Bogor dan Jakarta. Harga yang ditawarkan untuk paket foto lamaran start from Rp 2.900.000,00, paket foto pernikahan start from Rp 8.900.000,00. Oh iya, karena mereka melabeli diri sebagai Specialist Muslim Wedding, jadi mohon maaf nih mereka nggak menyediakan jasa foto prewedding, tapi menyediakan jasa foto postwedding. Harga yang ditawarkan start from Rp 5.900.000,00. Untuk informasi paket selengkapnya langsung aja kontak Finding Story Pictures di nomor 082112322111 ya. 😊

Petrichor Indonesia
Saya tahu vendor Petrichor Indonesia pertama kali dari teman kuliah saya yang melangsungkan pernikahan di Royal Hotel Bogor. Saya nggak tahu sih apakah mereka adalah rekanan vendor atau bukan. Harga yang ditawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 10.000.000,00, sedangkan paket foto pernikahan start from Rp 12.000.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Petrichor Indonesia di nomor 08179815693 ya.

Galeri Instagram Petrichor Indonesia

Atmosfer Pictures
Gara-gara Atmosfer Pictures, saya jadi tahu rasa sakitnya ditikung ketika udah lama PDKT. Hahaha... 😂 Oke, ini memang lebay sih tapi saya udah sempet yakin banget bakal mempercayakan hari penting saya untuk didokumentasikan sama Atmosfer Pictures. Saya dan pasangan udah naksir banget sama portofolio foto maupun video mereka, begitu nanya price list pun ternyata masih masuk ke anggaran kami. Tapi begitu mencocokkan tanggal, ternyata mereka udah full booked. Huhuhuuu, saya langsung galau malem-malem pas baca Whatsapp. Poteque hatiqu ~ 💔💔💔

Harga yang ditawarkan untuk paket foto lamaran start from Rp 3.500.000,00, untuk paket foto prewedding start from Rp 5.000.000,00, sedangkan paket foto pernikahan start from Rp 8.000.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Atmosfer Pictures di nomor 081293733757 ya. 😁

Galeri Instagram Atmosfer Pictures

Hari Baik
Pasangan saya menemukan akun Instagram Hari Baik melalui posting-an video pernikahan teman kantornya. Pertama melihat, saya juga kagum dengan gaya video cinematic mereka. Keren banget sumpah, karena menyelipkan konsep rewind, jadi hasil akhir videonya pun nggak biasa. Basis lokasi Hari Baik terletak di Jakarta Pusat dan mereka hanya menjangkau sampai area Jadetabek. Di luar area itu, ada charge tambahan untuk biaya akomodasi dan transportasi. Harga yang ditawarkan untuk paket foto lamaran start from Rp 3.250.000,00, sedangkan paket foto pernikahan start from Rp 12.500.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Hari Baik di nomor 082276679033 atau 082117700334 ya.

Galeri Instagram Hari Baik

Koncomoto
Saya menemukan Koncomoto melalui salah satu blog yang saya baca saat mencari-cari referensi vendor. Ternyata, pasangan saya juga menemukan akun Instagram Koncomoto karena teman kantornya menggunakan jasa mereka untuk dokumentasi pernikahan. Koncomoto menyediakan jasa foto dan video untuk acara-acara seremonial, bukan hanya untuk pernikahan namun juga untuk acara ulang tahun maupun anniversary. Karena basis mereka di Jakarta, ada biaya tambahan untuk lokasi acara di area Bodetabek & Bandung. Harga yang ditawarkan untuk paket foto prewedding start from Rp 6.500.000,00, untuk paket foto lamaran start from Rp 6.000.000,00, sedangkan paket foto pernikahan start from Rp 9.000.000,00. Paket selengkapnya langsung aja kontak Koncomoto di nomor 081222282251 ya.

Galeri Instagram Koncomoto

Derzia Photolab Studio
Kalau boleh jujur, Derzia Photolab Studio sempat menjadi salah satu kandidat terkuat kami karena direkomendasikan oleh teman kantor pasangan saya. Kami lihat portofolionya baik di Instagram maupun di website hasilnya bagus, tone-nya oke, pemilihan angle-nya juga pas. Cuma akhirnya kami harus mundur karena masalah keterjangkauan lokasi. Derzia Photolab Studio yang basisnya di Jakarta Timur, hanya mencakup area Jadetabek, sedangkan acara kami yang digelar di Bogor pastinya akan membebani pos pengeluaran kalau harus menambah biaya transport. Untuk paket foto pernikahan start from Rp 6.999.000,00, sedangkan untuk paket foto prewedding start from Rp 999.000,00. Masih banyak paket lain sebenarnya, bisa ditanyakan langsung ke contact person Derzia Photolab Studio melalui email derziaphotolabs@gmail.com atau melalui Whatsapp di nomor 081289980269.

Galeri Instagram Derzia Photolab Studio

Saya yakin setiap fotografer pasti punya ciri khas dan gayanya masing-masing, begitu pula setiap calon pengantin pasti punya selera yang berbeda-beda juga. Kalau saya dan pasangan sama-sama nggak suka hasil foto dengan saturasi dan kontras yang terlalu tinggi. Kami suka hasil akhir foto yang nuansanya lembut dan hangat. Kami juga suka foto dengan ekspresi natural makanya semakin banyak hasil foto candid yang bagus, semakin baik. Selain itu, teknik pengambilan dan editing video juga kami perhatikan betul. Makanya kami nggak sungkan buat minta hasil rekaman video mentah ke vendor dokumentasi. Walaupun belum terlalu jago, tapi kadang saya suka eksperimen editing video jadi sayang rasanya kalau saya nggak ngambil hasil video mentah acara pernikahan sendiri. #gamaurugi 🙈😝

Selain vendor-vendor yang sudah saya sebutkan di atas, sebetulnya masih banyak vendor foto dan video di area Jabodetabek yang juga nggak kalah keren, bahkan mungkin jauh lebih oke. Di sini saya cuma berbagi informasi vendor yang pernah saya kontak aja. Kalau ada yang punya rekomendasi vendor lain yang belum saya sebutkan, monggo sharing di kolom komentar ya. Semoga membantu![]
Share:

Krabi: Mengenal Thailand dari Pesisir Laut Andaman (Part 2)

Sepintas agak mirip Wayag di Raja Ampat ya? 😅

Well, balik lagi ke cerita tentang perjalanan ke Krabi nih. Seperti yang saya ceritakan di tulisan sebelumnya, hari kedua kami di Krabi diisi dengan island-hopping ke pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Krabi. Sejujurnya, saya awalnya agak bingung memilih paket tur yang mana karena rasanya semua pulau sama-sama bagus dan memiliki pantai yang cantik. 😂 Tapi saya mendapat sedikit pencerahan setelah membaca tulisan dari Tripzilla ini. Untuk mempermudah penjelasan, bisa dilihat peta wisata Krabi di bawah ini ya. Sejauh pengamatan saya, ada 4 macam paket tur berdasarkan kelompok pulau yang didatangi. Paket tur pertama adalah Phi Phi Islands Tour, yang mencakup Phi Phi Island & Bamboo Island (lihat gambar). Paket tur kedua adalah Four Islands Tour yang mencakup Phra Nang, Koh Poda, Chicken Island dan Koh Tup (lihat peta). Paket tur ketiga adalah Hong Islands, inilah paket tur yang saya ambil. Di beberapa penyelenggara paket wisata ada juga yang menawarkan paket tur James Bond Islands. 😅 Saya juga kurang tahu pulau mana saja yang jadi destinasi paket tur ini, tapi sepertinya paket ini lebih populer dari kawasan Phuket ketimbang dari Krabi.

Sumber foto: Tripzilla
Biasanya tersedia dua macam opsi kendaraan yang digunakan dalam paket tur ini: speedboat atau long-tail boat. Kalau mau lebih murah dan merasakan sensasi naik kapal tradisional khas Thailand, bisa pilih long-tail boat dengan resiko perjalanan agak lebih lama. Tapi kalau mau yang lebih cepat dan lebih nyaman, dengan jumlah peserta tur yang nggak terlalu banyak, bisa pilih speedboat, tentu saja harus bersedia rogoh kocek lebih dalam. Saya dan Nuni cukup beruntung bisa mendapatkan paket tur Hong Islands seharga 800 baht (sekitar Rp 315.000) belum termasuk biaya masuk taman nasional seharga 300 baht (sekitar Rp 135.000). Kalau melihat pilihan paket tur speedboat yang ada di website, rata-rata mereka menawarkan harga mulai dari 1100 baht (sekitar Rp 495.000). Catatan tambahan juga nih buat yang mau traveling ke Krabi, jangan terburu-buru memesan paket tur lewat website ya, siapa tau malah menemukan paket dengan harga yang lebih bersaing. 😉

Kami dijemput oleh mobil van sekitar jam 8 pagi waktu setempat. Dari situ, mobil van tersebut masih harus menjemput peserta tur lain dari beberapa hotel yang ada di sekitar Ao Nang. Setelah terkumpul sekitar 8 orang termasuk kami, mobil van tersebut melaju ke dermaga lain di luar kawasan Ao Nang. Dermaganya sepi banget, cuma ada satu speedboat yang bertengger di ujung dermaga. Tapi air lautnya bening dan biru banget. 😍 Sebelum naik speedboat kami diminta membayar uang masuk taman nasional dan bertemu dengan pemandu yang akan menemani kami sepanjang perjalanan. Mas-mas pemandu ini berkata dia baru pertama kali mendapat peserta tur dari Indonesia, dan berkerudung pula macam saya dan Nuni. Dia menjelaskan kalau paket tur ini sudah termasuk makan siang dan dijamin halal, jadi kami nggak perlu khawatir. 😁

Dermaga tempat kami bertolak ke Hong Islands.

Selain saya dan Nuni, peserta lainnya terdiri dari pasangan India berumur 28 tahun, dan dua pasang bule paruh baya beserta pacar mereka yang kelihatannya sih cewek-cewek Thailand. Kami nggak terlalu banyak mengobrol, saya lebih sering komunikasi dengan mas-mas pemandunya aja. Speedboat yang kami tumpangi ukurannya nggak terlalu besar, tapi kami berdelapan + satu orang pemandu dan kru kapal aja kondisinya masih lengang banget. Kami bisa duduk pindah-pindah ke mana aja, nggak berdesak-desakan.

Pulau pertama yang kami datangi adalah Koh Lao La Ding. Garis pantainya nggak terlalu lebar karena didominasi oleh tebing batu kapur yang nggak memungkinkan buat didaki. Bibir pantai cuma cukup memuat beberapa kapal, sisanya untuk lokasi berenang para turis. Sejujurnya di pulau ini saya agak mati gaya karena pantainya lumayan penuh, mau berenang pun nyaris jadi kayak cendol. 😂 Tapi yang saya suka, di sini banyak ikan yang bergerombol dan tampaknya nggak takut sama manusia. Saya cuma perlu nyemplung sedikit dari pinggir pantai, kedalaman airnya pun nggak sampai sepinggang, udah ada ikan (nggak tau apa namanya) berukuran sedang yang berenang ke sana-sini di antara para turis. Lucu banget! 💖

Turis-turis di Koh Lao La Ding

Dari Koh Lao La Ding, kami pindah tempat ke pulau berikutnya yaitu Phakbia Island. Masih sama seperti di pulau pertama, Phakbia Island juga garis pantainya nggak terlalu luas. Sebenarnya kalau nggak dipenuhi oleh turis, pantai ini bakal jadi surganya fotografer landscape karena cantiiiiik banget. Pasir pantainya putih dan pantainya tersambung dengan gugusan bukit kapur di pulau sebelah. Iya, kalau saya memotret landscape itu lebih suka nggak ada objek manusianya sama sekali. Hahaha curang banget ya? 😂🙈

Para wisatawan yang berkeliaran di pulau-pulau ini memang didominasi oleh orang bule yang berpakaian renang super minim. Nggak jarang saya dan Nuni mendapat pandangan aneh karena kami berpakaian lengkap di tempat seperti ini. Kalau mereka mungkin cuma pakai one piece atau two pieces, saya dan Nuni istiqomah tetep pakai six pieces. Hahaha.... 😂 Tapi semakin jauh kami berjalan, ternyata banyak juga kami menemui sesama muslimah yang memakai baju renang panjang & tertutup. Sepintas tampaknya mereka adalah turis berwajah Arab serta turis dari Malaysia karena wajahnya masih serumpun.

Lunch with a view

Seperti yang dijelaskan oleh tour guide kami sebelum naik speedboat, makan siang yang disediakan oleh pihak pengelola tur dijamin halal. Kami pun menikmati makan siang di pulau terakhir sekaligus yang terbesar, yaitu Hong Island. Menu makan siang kami adalah nasi; sayur-sayuran yang terdiri dari campuran wortel, kol, jagung muda, nanas, dan mentimun (agak mirip acar, rasanya enak banget sumpah); dan ayam yang dibumbui mirip kari. Porsinya banyaaak banget, bahkan dibagi berdelapan pun kita masih bisa ambil sepuasnya. Sang tour guide juga menyediakan buah-buahan seperti nanas dan semangka yang baru dikupas di lokasi. Yang saya salut, meskipun perintilan konsumsinya lumayan banyak, awareness mereka dalam menjaga kebersihan juga sangat tinggi. Kulit buah yang habis dikupas, sisa makanan dan tulang-tulang dari piring kotor, semuanya dengan sigap langsung masuk ke dalam trash bag, sehingga nggak ada sampah yang berserakan. Salut! 👍

Suasana pantai Hong Island yang cukup ramai tapi nggak terlalu padat.


Turis-turis yang berjemur di pantai Hong Island

Nah, kalau di pulau-pulau sebelumnya waktu kami relatif singkat untuk menikmati keindahan pantai, di Hong Island ini kami diberi waktu lebih lama yaitu sekitar 2 jam. Banyak turis yang memilih berjemur di pinggir pantai. Kalau saya dan Nuni sih nggak usah ditanya ya, kayaknya kami udah cukup tanned tanpa harus berjemur. 😂 Di sini kami lebih banyak bermain air dan pasir di pinggir pantai sambil mengabadikan momen. Kalau boleh jujur, agak menyesal juga sih kenapa kami nggak prepare untuk nyebur. Pertimbangan kami saat itu karena sama-sama lagi halangan, jadi pasti rempong. Di sisi lain juga kami berdua sama-sama nggak bisa berenang jadi rasanya agak takut kalau harus snorkeling tanpa orang lain yang bisa diandalkan. Paket tur Hong Island ini memang lebih cocok buat yang cuma berani kecipak kecipuk di air dangkal. Makanya banyak juga keluarga yang membawa anak-anak kecil maupun orangtua yang udah lumayan sepuh. Kalau kalian seorang adrenaline junkie, kayaknya lebih baik pilih paket tur yang lain aja deh. 😂

Sumpah, ini bukan hasil Photoshop! 😂

Kalau ditanya, mau nggak balik lagi ke Thailand? Mau bangeeet! Makanannya enak banget dan cocok di lidah orang Indonesia. Tapi mungkin untuk trip selanjutnya ke Thailand, saya mau coba city tour aja misalnya ke Bangkok. Karena sepertinya memang benar, biaya hidup di Krabi ini jauh lebih mahal ketimbang di Bangkok. 💆

“We leave something of ourselves behind when we leave a place, we stay there, even though we go away. And there are things in us that we can find again only by going back there.” ― Pascal Mercier, Night Train to Lisbon
Share:

Krabi: Mengenal Thailand dari Pesisir Laut Andaman (Part 1)

Salah satu pantai di Hong Island

Waktu saya bilang mau liburan ke Thailand, banyak yang bertanya, "Wah pasti mau ke Bangkok/Phuket/Phi Phi ya?" Hmmm, tebakan yang gampang banget ditebak, padahal potensi wisata Thailand nggak cuma itu aja sih. 😅 Ada satu daerah tujuan wisata bernama Krabi di Thailand yang mungkin belum sepopuler Phuket. Tapi justru itu yang saya cari, daerah wisata yang belum terlalu dikenal wisatawan asing. Karena saya nggak terlalu suka kawasan wisata yang saking populernya sampai penuh sesak dan jadi kurang bisa menikmati suasana. Makanya Phuket dan Phi Phi nggak masuk ke dalam bucket list saya.

Saya sudah merencanakan trip ke Krabi ini sejak bulan September 2017 bersama siapa lagi kalau bukan teman jalan saya Nuni. 😂 Mungkin banyak yang mikir, perasaan baru kemarin posting saya habis lamaran, lho kok sekarang udah jalan-jalan lagi aja bukannya sibuk persiapan menuju hari H. Ya mau gimana lagi, enam bulan lalu mana saya tahu kalau saya bakal dilamar? 😂 Sedangkan kalau trip ini dibatalkan rasanya sayang banget, biaya yang udah saya keluarin buat tiket pesawat dan booking hotel kan lumayan gede. Jadi saya putuskan trip harus jalan terus. 😁

Saya berangkat dari Jakarta hari Rabu, 28 Maret 2018 setelah jam pulang kerja menuju Kuala Lumpur terlebih dahulu. Karena untuk Air Asia, semua penerbangan menuju Krabi pasti harus transit di Kuala Lumpur. Oh iya, saya beli tiketnya terpisah ya, jadi tiket pesawat pulang pergi CGK-KUL saya beli dulu, baru tiket KUL-KBV saya beli terpisah lagi. Kenapa nggak beli yang sekaligus aja? Karena perbedaan harganya lumayan jauh, meskipun maskapainya sama-sama Air Asia dan transitnya pun sama-sama di Kuala Lumpur. Total harga tiket yang saya bayar untuk semua tiket sekitar Rp 1.500.000, sedangkan kalau saya beli tiket CGK-KBV langsung (bukannya masing-masing CGK-KUL, KUL-KBV) harganya sekitar Rp 2.500.000. Jauh banget kan selisih harganya? Mending saya pakai buat biaya makan di sana. 😂

Resikonya memang saya harus bermalam di bandara klia2 karena mengejar penerbangan ke Krabi yang paling pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Saya cuma sempat tidur sekitar 2 jam di ruang tunggu dekat gate P & Q Terminal 2 bandara klia2. Meskipun duduk di sofa, tapi lumayan lah bisa merem sebentar. Sebelum terbang ke Krabi, saya sempatkan mandi kilat di shower room yang terletak di toilet dekat situ. 😁

Kami sampai di Krabi International Airport sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Meskipun bandara internasional, tapi ukurannya agak kecil, mungkin karena bukan bandara utama. Bahkan duty free-nya pun very very small, nyaris seukuran kios-kios kecil di bandara klia2. 😂 Dari sana kami naik minivan yang akan mengantarkan kami ke Ao Nang, salah satu distrik di wilayah Krabi yang cukup terkenal karena keindahan pantainya, di situlah kami memilih lokasi hotel. Ada beberapa opsi kendaraan yang bisa kita pilih untuk menuju ke lokasi hotel dari bandara. Kami memilih minivan karena harganya paling murah, hanya 150 baht (sekitar Rp 67.500 dengan asumsi kurs 1 baht = Rp 450). Kalau memilih naik taksi memang bisa lebih cepat sampai karena taksi nggak perlu ikut mengantar tamu-tamu lain ke lokasi hotelnya, namun biayanya cukup mahal 500 baht (sekitar Rp 225.000).

Paradise Hotel tempat kami menginap. Sumber foto: Agoda.

Kesan saya ketika sampai di kawasan Ao Nang adalah... sepi banget! 😂 Serius, untuk ukuran wisata pantai, Ao Nang ini nggak se-hectic Senggigi, Gili Trawangan, atau mungkin Kuta (maaf ya saya belum pernah ke Kuta sih, pernahnya ke Lombok doang 😂). Mungkin karena kami sampai di sana masih relatif pagi, sekitar pukul 09.00 jadi kebanyakan toko dan restoran lokal belum buka. Apalagi para bule-bule itu pasti masih tidur karena malamnya habis party, mungkin lho ini. 😝 Saya dan Nuni akhirnya cuma keliling sebentar cari sarapan sambil lihat-lihat toko souvenir, lalu sekitar jam 10.30 kami kembali ke hostel untuk istirahat karena semalam sama-sama kurang tidur. Kami terbangun sekitar jam 02.00 dalam keadaan lapar, padahal sebelum tidur kan baru aja makan. 😂 Mandi sebentar lalu ganti baju, kami pun siap menjelajah pesisir pantai Ao Nang!

Sebenarnya, ada beberapa kawasan wisata pantai yang bisa dipilih di wilayah Krabi. Selain Ao Nang, yang cukup terkenal ada Railay Beach dan juga Noppharat Thara Beach. Awalnya, saya dan Nuni memesan hotel di kawasan Krabi Town, agar lebih dekat ke pusat kota. Tapi setelah mengobrol dengan seorang kawan yang pernah berkunjung ke Krabi, dia merekomendasikan untuk memilih penginapan di sekitar Ao Nang Beach. Pantainya cukup indah, dekat dengan pusat keramaian khas wisatawan tapi juga nggak terlalu hectic. Sayangnya agak sulit menemukan hotel di Ao Nang Beach  yang masuk ke budget kami, tapi beruntung kami menemukan Paradise Hotel. Biaya penginapan untuk 2 malam hanya Rp 477.000,- sudah termasuk satu kamar double bed dengan kamar mandi dalam & dapat kipas angin, cocok lah buat budget traveler macam kami ini. Dengan budget segitu yang lokasinya dekat pantai, paling-paling kami cuma dapat kamar dorm campuran, sedangkan kami lagi nggak kepengen berbagi kamar sama siapapun. 😂 Apalagi habis basah-basahan di pantai, eeew pasti nggak nyaman banget kan. Walaupun resikonya, kami harus perang melawan sekawanan kecoak di kamar mandi yang bikin kami jerit-jerit tengah malam. Huffft, agak disayangkan sih. Kalau nggak ada kecoak, mungkin saya rela kasih rating 7,5/10 untuk Paradise Hotel ini. Tapi karena ada insiden kecoak, cukup saya kasih rating 6/10 aja ya. 😂

Sore hari itu kami berjalan menyisiri pantai Ao Nang. Sepanjang jalan cuma kelihatan beberapa bule yang lagi berjemur atau sekedar berenang santai di pinggir pantai. Trotoar di sepanjang jalan menuju pantai cukup lebar dan nyaman dilewati pejalan kaki, mengingatkan saya dengan suasana di Malioboro. Hanya saja di sini kios-kiosnya berjajar rapi di pinggir jalan, trotoar yang cukup lebar membuat kita leluasa berjalan dan nggak sampai sikut-sikutan dengan pejalan lain. Dan yang bikin happy, setiap beberapa puluh meter ada tong sampah serta trash bag yang diletakkan di pinggir jalan. Makanya kawasan ini bersiiiiiih banget, pokoknya jauh dari kesan kumuh. Saya juga nggak kebingungan harus buang sampah ke mana karena hampir di setiap sudut ada trash bag. Wah, Indonesia harus belajar banyak nih dari Thailand.

Pantai Ao Nang ini adalah pantai sunset, meskipun saya nggak tau soal itu sebelumnya, tapi saya langsung kegirangan ambil tripod dan memotret dari pinggir pantai, bersyukur banget bisa menyaksikan sunset yang indah dari pantai Ao Nang. Sebetulnya, kondisi pantai sore itu lumayan ramai. Banyak pengunjung pantai yang berlomba-lomba pengen selfie paling depan. Hadeeeeh ~ 😣 #tepokjidat. Saya pun harus pinter-pinter ngatur angle dan timing supaya bisa mendapatkan foto pantai sekaligus sunset yang bersih tanpa ada wujud manusia. 😂

Golden hour di pantai Ao Nang. No filter needed!

Untuk urusan makanan halal kita nggak perlu khawatir karena komunitas Muslim di Krabi ini cukup banyak. Bahkan di sana ada beberapa mesjid besar yang jadi daerah tujuan wisata, walaupun saya nggak sempat ke sana sih. Di sekitar pantai Ao Nang ada banyak restoran lokal yang menunjukkan logo halal. Mulai dari restoran seafood, Thai-food, Indian-food, sampai Arabian-food juga ada. Hari pertama kami di Krabi, kami menikmati makan malam di PS Cafe & Restaurant yang menyajikan makanan khas Thailand. Saya memesan nasi goreng tom yum yang rasanya agak pedas dan kaya akan bumbu rempah, serta traditional spring roll yang harga per porsinya masing-masing 95 baht (sekitar Rp 42.750,-). Dari segi harga, harus saya akui biaya hidup di Krabi memang lebih mahal dibandingkan Bangkok sih. Di Krabi biaya sekali makan berat di restoran berkisar antara 100-200 baht (sekitar Rp 45.000 - Rp 90.000). Apalagi kalau makan seafood, harga berkisar antara 200-300 baht (sekitar Rp 90.000 - Rp 135.000). Sedangkan kalau mau lebih murah bisa makan di food stall dengan kisaran harga 40-80 baht (sekitar Rp 18.000 - Rp 36.000). Bandingkan dengan biaya hidup di Bangkok, dengan nominal yang sama mungkin kita udah bisa beli beberapa jenis makanan sampai perut begah. 😂 Tapi harus saya akui, makanan lokal Thailand itu nggak ada yang nggak enak! 😂 Aseli deh, saya cobain berbagai makanan mulai dari jajanan kaki lima sampai restoran tepi laut, semuaaaaaanya enak! 😋

Beberapa menu restoran halal yang saya datangi.

Saran saya, selama di Thailand jangan coba-coba makan di restoran fast food franchise deh. Saya nggak tau sih franchise yang lain gimana, tapi saya sempat makan B*rg*r K*ng yang ada di kawasan Ao Nang karena waktu itu sebagian besar warung makan belum buka di bawah jam 10 pagi, sumpah harganya mahal banget astaga. 😓 Saya dan Nuni sengaja milih makan di situ karena bingung, warung makan rata-rata masih tutup, kalau pun ada yang buka hanya beberapa restoran yang dari luar tampak mahal. Karena takut zonk makanya kami memilih restoran fast food, yang ternyata malah jauh lebih zonk. Bayangkan, untuk menu breakfast paling murah yang isinya cuma orange juice (gelasnya kecil banget nggak sesuai gambar 😑), hash brown potato, omelette, dan daging burgernya aja (itu pun tipis), kami harus membayar 159 baht (sekitar Rp 71.000) per porsinya. Astaga. Kalau bukan karena udah kelaparan belum makan dari semalam, nggak bakal deh kami mau makan di situ. Cukup sekali itu aja kami salah pilih tempat makan, selebihnya sih kami puas banget! 😋

Nasi goreng tom yum super pedas tapi enak!
Oiya, karena kami berencana mengambil paket tur island-hopping untuk hari kedua, kami pun menghabiskan sore itu dengan berkeliling mencari paket tur dengan penawaran terbaik dan tentunya sesuai budget. 😂 Sebelum hari keberangkatan, kami udah lihat-lihat berbagai website yang menawarkan paket tur island-hopping, rata-rata kisaran harganya di atas 1000 baht (sekitar Rp 450.000). Sempat mau pesan, tapi saya baca di beberapa blog justru banyak yang menyarankan lebih baik pesan paket tur langsung di Krabi saja, karena biasanya malah lebih murah ketimbang pesan melalui website. Kami menyusuri kios-kios yang menampilkan papan harga paket tur, kok ya nggak nemu yang murah. Setelah bolak balik beberapa kali, sampailah kami di kios yang dijaga oleh mbak-mbak Thailand berkulit hitam manis dengan perawakan mirip Atun adiknya Bang Doel (duh kan jebakan umur 😂). Cara penyampaiannya lucu banget, ngomongnya agak nyablak dengan bahasa Inggris khas Thailand. Karena saya dan Nuni sama-sama nggak mau snorkeling, si mbak itu menyarankan kami mengambil paket tur yang ke Hong Island aja, karena kegiatan snorkeling-nya lebih sedikit dibanding paket lain. Untuk paket tur ke 4 pulau, kami cuma perlu membayar 700 baht (sekitar Rp 315.000) dengan menumpang speedboat! Wow ~ 😲😍 Di kios-kios lain, apalagi yang di website, harga segitu paling cuma bisa naik long-tail boat (kapal tradisional Thailand) yang waktu tempuhnya lebih lama. Kami sampai nanya berkali-kali apa benar ini paket untuk speedboat dan bukannya long-tail boat? Habis rasanya kok too good to be true! 😂😂😂

Well, sampai di sini dulu ya cerita perjalanan hari pertama saya di Krabi. Karena hari kedua tampaknya akan terlalu panjang untuk diceritakan di sini, sampai jumpa di posting-an berikutnya![]
Share: