Something in Common


Memutuskan untuk keluar dari circle yang sudah tidak sejalan dengan kita, itu gapapa banget. Seriously. I already did that many times before. Mungkin saran ini tidak selalu berlaku untuk semua orang. Bagi sebagian orang, memiliki attachment dengan banyak circle itu kebutuhan pokok. Bagi saya, nggak perlu banyak-banyak, asalkan berkualitas.

Prinsip ini yang sudah lamaaa banget saya pegang sejak SMA. Saya cuma punya sedikit orang yang bisa disebut teman, jauh lebih sedikit lagi yang bisa disebut sahabat. Sisanya, saya lebih suka menyebutnya 'kenalan'. Iya kenalan, karena yang saya tahu hanya sebatas nama dan sedikit sekali informasi. Semakin sedikit saya tahu tentang mereka, semakin sedikit juga yang perlu mereka tahu tentang saya.

Itu sebabnya saya hanya bisa dekat dengan circle baru ketika kami masih punya kepentingan yang sama. Teman kuliah hanya akan dekat dengan saya saat kami masih kuliah di tempat yang sama hingga beberapa tahun setelahnya karena masih ada waktu untuk reuni kecil-kecilan. Rekan kerja pun hanya akan dekat dengan saya saat kami masih bekerja di tempat yang sama. Setelah kami sudah tidak memiliki something in common, renggang pulalah hubungan kami. Bagi saya itu bukan masalah besar, itu hal yang normal kita alami seiring bertambahnya usia.


“Solitude matters, and for some people, it's the air they breathe” ― Susan Cain
Share: