Akhir bulan Maret kemarin saya dan tiga orang teman lainnya
berkesempatan dolan ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam. Sebetulnya, ini
kali kedua saya ke sana, tapi karena dulu saya berkunjung ke Jogja saat masih
kecil dan nggak banyak kenangan yang saya ingat, rasanya seperti baru pertama
kali. Saya nggak akan cerita keseluruhan perjalanan secara runut karena bisa
makan waktu berhari-hari, hehehe, tapi ada satu bagian, porsi kecil dari
perjalanan kami yang ingin saya bagi. Dari penginapan kami yang terletak di
pusat kota Yogyakarta, kami sempatkan jauh-jauh ke Kaliurang untuk berkunjung
ke museum yang diresmikan tahun 1997 ini.
Tanah lapang di depan pintu masuk museum. |
Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating
bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong
merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini
diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang
kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan
dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang
bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta
dan Yogyakarta. (Wikipedia)