Birthday Ride: Tour de Bandung 3D2N - The Preparation

Finally I have some alone time so I decided to write something here. 😌

Sejujurnya mulai nulis lagi di sini bukan hal yang mudah. Karena belakangan saya jadi sering mempertimbangkan ulang soal boundaries. Apa yang sebaiknya di-share dan apa yang sebaiknya disimpan. Meskipun saya tahu apa yang ingin saya share mungkin berguna bagi orang lain, tapi jika hal itu sedikit banyak mengganggu privasi saya ada baiknya saya hold dulu. That's why ada banyak draft yang nggak jadi saya posting karena berbagai macam pertimbangan itu.

Tapi kalau nggak nulis-nulis, kepala saya pusing juga ternyata. 😌 Setelah mempertimbangkan beberapa hal, saya memutuskan mau cerita soal perjalanan saya dan suami merayakan ulang tahun saya beberapa bulan lalu. Iya, postingan ini bener-bener latepost. Hehehe... Tapi saya pengen aja cerita di sini karena itu salah satu pencapaian besar bagi saya pribadi. Terserah kalau bagi orang lain mungkin biasa saja.

Jadi, semenjak menyandang status sebagai pandemic cyclist alias orang yang baru mulai hobi bersepeda gara-gara pandemi sejak tahun 2021, saya jadi punya kesibukan setiap minggu. Apalagi kalau bukan sepedaan, hehe. Saya bahkan bergabung dengan komunitas pesepeda wanita yang bernama Lady Cyclist Bogor (LCB). Punya suami yang lumayan ambisius bersepeda dan dikelilingi oleh para cyclist wanita yang juga nggak kalah strong, bikin saya termotivasi untuk terus latihan demi upgrade stamina dan endurance.

Final bike setup untuk Tour de Bandung

Long story short, setelah rutin bersepeda selama hampir 2 tahun dan sudah menjajal berbagai macam rute bersepeda di Bogor dengan berbagai elevasi, suami meyakinkan kalau saya sudah siap untuk naik kelas. Sebagai catatan, suami saya tentu saja sudah jauh lebih dulu melanglang buana bersama rekan-rekan komunitasnya. Sebelum dia berani mengajak saya bersepeda antarkota, dia sudah lebih dulu menjajal rute yang sama lewat event Jakarta-Bandung-Jakarta pada tahun 2022 yang diadakan oleh Bea Cukai.

Untuk mengimbangi stamina suami saya yang memang sudah beda level, saya harus latihan fisik sejak beberapa bulan sebelum keberangkatan. Pada saat itu saya memang sedang program menurunkan berat badan. Berkat program latihan yang diatur oleh suami, saya juga berhasil menghempas sekitar 13 kilogram. Latihannya apa saja? Dalam seminggu minimal saya harus lari 10-15 km yang biasanya saya bagi ke dalam 2-3 sesi latihan. Jika tidak sempat lari olahraganya wajib diganti dengan sesi leg day. Lalu di akhir pekan saya wajib bersepeda uphill dengan elevasi di atas 500 meter. Semakin mendekati hari keberangkatan bahkan intensitas latihannya ditambah. Bukan hanya asal bersepeda tapi juga harus membiasakan diri bersepeda di berbagai cuaca dengan total elevasi minimal 1000 meter. Maka jangan heran kalau saya baru start bersepeda pada pukul 10 pagi bahkan pukul 2 siang. Nggak peduli meski cuaca lagi panas terik atau hujan deras, saya tetap melaju di atas sepeda. Karena cuaca seperti itu pula yang harus saya hadapi di perjalanan Bogor-Bandung-Bogor nanti.

Sepeda kesayangan saya si Beast

Nggak cuma pesepedanya saja yang harus upgrade stamina dan endurance, sepeda yang kami tunggangi juga harus di-upgrade supaya dalam kondisi prima dong. Bagian ini yang lumayan menguras kantong (suami), wkwkwkwk... Apalagi sepeda saya juga butuh sepasang ban baru, karena saya trauma pernah kecelakaan di akhir tahun 2022 saat memakai ban sleek ukuran 700 x 28. Untuk perjalanan ini demi alasan keamanan ban saya diganti menjadi ban gravel ukuran 700 x 35. Berat? Lumayaaan... 😌 Biasanya bisa ugal-ugalan di jalanan aspal pakai ban botak, mendadak jadi lelet karena harus pakai ban semi gondrong. 😂 

Sepeda kesayangan suami, yang saya malah lupa siapa namanya 😂

Kurang lebih seperti itulah penampakan sepeda kami berdua. Iya, kelihatan gak adil ya karena bawaan sepeda saya jauh lebih sedikit dibanding sepeda suami? 🙈 Masalahnya barang bawaan sudah ditanggung sebagian besar sama suami aja saya masih keteteran di tanjakan. Gimana ceritanya kalau saya disuruh bawa barang sama banyaknya? 😂

Lalu, barang-barang apa saja yang kami bawa untuk perjalanan selama 3 hari 2 malam ini? Kalau boleh saya breakdown, kurang lebih ini daftar barang yang kami bawa dan kami pakai:

1.   Jersey yang dipakai saat berangkat

2.   Jersey untuk dipakai tidur

3.   Jersey untuk dipakai pulang

4.   Vest 2 buah

5.   Helm sepeda 2 buah

6.   Pakaian dalam 2 pasang

7.   Kaus kaki 2 pasang

8.   Legging panjang

9.   Celana pendek

10. Rok pendek pelapis bib

11. Jilbab pendek

12. Bib panjang

13. Bib pendek

14. Mukena travel

15. Sarung

16. Handuk kecil

17. Peralatan & perlengkapan mandi

18. Sajadah travel

19. Lampu depan 2 buah

20. Lampu belakang 2 buah

21. Bidon 4 buah

22. Cyclocomp 2 buah

23. Sarung tangan 2 pasang

24. Jas hujan 2 buah

25. Kacamata sepeda 2 buah

26. Sandal hotel 2 pasang

27. Ban dalam cadangan 2 buah

28. Sport watch 2 buah

29. Patch kit & tool kit

30. Rain cover

31. Pelumas rantai sepeda

32. Charger HP 2 buah

33. Sport gel & energy bar 

34. Frame bag ukuran 4L

35. Saddle bag ukuran 10L

36. Saddle bag ukuran 1,5L

37. Handlebar bag sedang & kecil

38. Top tube bag

39. Uang tunai secukupnya

40. Kartu ATM & KTP

 

Barang bawaan kami selama 3 hari 2 malam

Well, segitu dulu kayaknya yang bisa saya share seputar persiapan Tour de Bandung. Di tulisan berikutnya akan saya lanjutkan cerita seputar suka duka yang lebih sering saya alami ketimbang suami, wkwkwk... See you later!

Share:

0 comments:

Post a Comment