Setelah beberapa kali merencanakan foto pre wedding sesi kedua tapi selalu gagal (dan diwarnai bumbu-bumbu keributan 🙈😂) tadinya saya pikir kami nggak akan repot-repot menyempatkan waktu lagi. Tantangan untuk foto pre wedding kali ini adalah: bingung milih tempat, bingung siapa yang fotoin, dan belum tentu cuacanya bagus. Beberapa kali kami batal foto lantaran Bogor mendadak diguyur hujan padahal pasangan saya udah jauh-jauh datang dari Depok.
Hari Jumat minggu lalu, saya sengaja ambil cuti karena harus meeting dengan salah satu vendor yang cuma bisa ketemu pas hari kerja. Kebetulan pasangan saya juga ijin kerja karena baru pulang dari Bangkok pada dini hari. Setelah meeting selesai, kami berencana melakukan sesi foto bersama sepupu saya yang bertindak sebagai fotografer dadakan. 😂 Lokasinya nggak jauh-jauh sih, masih di daerah Bogor juga. Tapi saya belum pernah sekalipun ke sana, cuma sepupu saya yang pernah.
Mulanya saya terinspirasi sama foto-foto di akun Instagram @dionwiyoko, ia memotret istrinya dengan latar belakang padang ilalang. Menurut pengakuannya sih foto-foto itu diambil di depan komplek rumahnya di kawasan PIK. 💆 Nggak mungkin kan kami ke sana? Malah capek di jalan yang ada. Nah kebetulan nih sepupu saya tahu tempat di Bogor yang juga dipenuhi ilalang, namanya Bukit Wangun. Sore itu, kami meluncur ke sana.
Cantik ya istrinya @dionwiyoko ini 😍 |
Perjalanan menuju Bukit Wangun makan waktu sekitar 35 menit dari pusat kota Bogor dengan mengendarai motor. Sebenarnya sih kalau nggak macet, bisa jadi cuma 20 menit aja. Kondisi jalanan yang sempit dan berkelok-kelok serta padat dengan kendaraan, bikin perjalanan ke sana jadi super tricky. Kalau kami naik mobil entah berapa lama deh baru sampai di sana. Buat yang belum tahu, Bukit Wangun ini lokasinya harus melewati jalan alternatif Sukabumi-Bogor. Iya, jalan alternatif antar kota tapi sempitnya kayak jalan komplek perumahan, cuma muat dua mobil papasan. 💆
Begitu sampai di lokasi, whoaaaaa.... 😍 Dari atas bukit itu kita bisa melihat pemandangan kota Bogor dari ketinggian. Bukit Wangun merupakan sebidang tanah luas yang dipenuhi oleh ilalang liar. Di sisi kanan jalan dari pintu masuk, lereng bukitnya ditumbuhi oleh tanaman pertanian. Puncak bukitnya yang paling tinggi, letaknya agak jauh dari pintu masuk, dan menurut sepupu saya tempat itu yang paling bagus karena ada semacam gazebo besar. Tapi sayangnya gazebo itu udah diisi oleh sekelompok remaja lokal. Sebelum kami sampai di sana, sepupu saya sudah mewanti-wanti, "Mbak siap-siap aja kalau di sana ketemu banyak akamsi (anak kampung sini) ya. Mereka mulutnya suka jahil." Dan memang benar sih, padahal kami datang bertiga, tapi tetap aja disiul-siulin dan disorakin dari kejauhan. Karena merasa nggak nyaman, kami pindah ke sisi lain bukit yang agak jauh dari mereka supaya lebih khusyuk.
Matahari sudah mulai turun ketika kami mulai sesi foto-foto. Karena kali ini ada sepupu saya, kami nggak repot kelamaan ngatur tripod kayak sesi foto pre wedding yang pertama. 😅 Meskipun dia sendiri juga ngakunya masih belajar motret, dengan sedikit arahan dari kami, ternyata hasil jepretannya lumayan juga kok. Taste fotonya lumayan lah, bahkan mungkin lebih bagus dari saya. 😂
Poin minus dari Bukit Wangun selain pemandangannya yang bagus adalah: semerbak bau tak sedap. 😅 Entah apakah kami yang salah pilih lokasi, atau memang karena tempatnya semak-semak gitu jadi banyak kotoran hewan yang nggak kelihatan. Atau mungkin karena banyak lahan pertanian, makanya semerbak bau pupuk kompos. Yang jelas, di balik wajah-wajah kami yang memancarkan kebahagiaan (elah), sebenarnya kami lagi nahan napas karena bau banget. Makanya sesi pemotretan sore itu nggak berlangsung lama, hanya sekitar 1 jam begitu kami sudah mendapatkan foto yang pas, kami langsung turun gunung. Di Bukit Wangun juga nyaris nggak ada pohon rindang. Jadi kalau mau ke sana saya sarankan lebih baik pagi hari (di bawah pukul 09.00) atau sore sekalian (di atas pukul 15.00) supaya mataharinya nggak terlalu menyengat.
Oh iya, sayang sekali spot foto yang kami pilih ternyata ilalangnya kurang rimbun. Di sisi lain Bukit Wangun ternyata ada padang ilalang yang lebih rapat dan rapi. Ah, nyesel banget kami nggak eksplor sampai ke sana. Kalau ada waktu lagi, kami mau banget kembali ke Bukit Wangun untuk melanjutkan sesi foto yang tertunda, mungkin nanti judulnya post wedding. 🙈 Mungkin foto-foto kami masih jauh kualitasnya dibandingkan jepretan @dionwiyoko, tapi setidaknya kami sudah berusaha. 😂
Ekspresi: "Khu khu khu, sebentar lagi kamu akan masuk ke dalam perangkapku!" 😈 |
Kalau saya udah ketawa lebar gitu, itu pasti lagi ngobrolin hal-hal nirfaedah 😂 |
Crop aja mukanya ya, ganggu 😝 |
"Because of you, I laugh a little harder, cry a little less, and smile a lot more."
Kak kira2 prewed disana bayar gak kak? Dan berapa?
ReplyDelete